Pengantar Supply Chain dan Supply Chain Management
Apakah Supply Chain Management merupakan sebuah perangkat lunak? adakah perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan Supply Chain Management? Dua pertanyaan ini sering terdengar di kalangan mereka yang masih asing terhadap istilah supply chain atau Supply Chain Management, terutama di era ketika istilah SCM relatif baru dikenal di Indonesia sekita awal tahun 2000-an. Dewasa ini, dengan begitu pesatnya perkembangan SCM sebagai fungsi dari perusahaan manufaktur maupun jasa di Indonesia serta banyaknya profesional yang sudah mendapatkan pendidikan yang memadai tentang konsep SCM. Mari kita bahas dan diskusi terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa perbedaannya dengan Supply Chain Management.
Supply chain (SC) adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang dan mengirimkan barang tersebut ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Struktur SC ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama; aliran barang yang mengalir dari hulu ke hilir. Yang kedua, adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hulu ke hilir. Yang ketiga, adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa aliran informasi berperan sangat vital dalam menciptkan SCM yang unggul. Mereka yang memiliki kinerja supply chain bagus pastilah mereka yang mampu mengelola aliran informasi dengan transparan dan akurat. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.
Gambar : Model supply chain dan 3 macam aliran yang dikelola
Kemudian apakah yang dimaksud dengan Supply Chain Management (SCM)? Istilah SCM pertama kali dikemukan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; lambert et al. 1998).
Supply Chain Management (SCM) adalah metode atau alat atau pendekatan untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak, mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, pelaku kegiatan distribusi maupun jasa-jasa logistik. Prinsip SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi, baik antar fungsi di internal perusahaan maupun dengan pihak-pihak di luar perusahaan di dalam supply chain.
Jadi, SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan mitra. Mengapa diperlukan koordinasi dan kolaborasi antarperusahaan pada supply chain? Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu SC pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang bisa diterima oleh pelanggan, baik dari sisi harga, kualitas, maupun ketepatan waktu kirim. Hanya dengan kerja sama antara elemen-elemen pada SC tujuan tersebut dapat dicapai.
Sebuah pabrik yang sehat dan efisien tidak akan banyak berarti apabila supplier-nya tidak mampu menghasilkan bahan baku yang berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Ada benarnya perkataan orang bahwa “a supply chain is as strong as its weakest link” Jadi, dalam SC, pabrik perlu memberikan bantuan teknis dan manajerial terhadap para supplier-nya karena pada akhirnya ini akan menciptakan kemampuan bersaing keseluruhan supply chain.
Jadi, kembali pada pertanyaan awal sebelumnya, Supply Chain Management tidak identik dengan sebuah perangkat lunak (software), tetapi banyak perangkat lunak yang bisa digunakan sebagai alat untuk membantu dalam mengelola supply chain. Apakah ada perusahaan di Indonesia yang sudah menerpkan SCM? pada hakekatnya mereka semua memiliki metode atau pendekatan dalam mengelola supply chain, namun tentu tidak semua dari mereka yang menerapkan pendekatan yang integratif dan kolaboratif.
Area cakupan SCM :
Apabila kita mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah:
- Kegiatan merancang produk baru
- Kegiatan mendapatkan bahan baku
- Kegiatan merencakan produksi dan persediaan
- Kegiatan melakukan produksi
- Kegiatan melakukan pengiriman/distribusi
- Kegiatan pengelolaan pengembalian produk/barang.
Artikel ini bersumber dari buku yang saya baca dengan judul “Supply Chain Management EDISI 3” yang ditulis oleh Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D., CSCP. dan Mahendrawathi Er, S.T., M.Sc., Ph.D. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, 1 September 2019. Muhammad Syarif | mhdsyarif.com
Dilihat sebanyak : 573 kali
Related Posts
- PrivateLabel dan WhiteLabel di Rantai Pasok
- Case Study : Acme Water Pumps
- Warung Pintar melakukan akuisisi Bizzy Digital senilai Rp631,15 miliar untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam platform dagang elektronik
- Salah Beli Barang di Blibli.com
- Membahas Modul Customer Relationship Management (CRM) di Odoo ERP
- Strategi Layanan Pelanggan (Customer Service)
- Belajar Manajemen Teknologi
- Mengenal Aplikasi CRM (Customer Relationship Management) di Odoo (OpenERP)
- Pengalaman Seleksi Penerimaan Pascasarjana S2 ITB 2018/2019
- Persiapan Untuk Melanjutkan S2 di STEI ITB
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a Reply