Inikah Cinta ?
Serasa tiba-tiba ada rasa yang menghias asa, rasa baru, rasa yang sulit untuk diucapkan dengan lisan, tidak pula dengan tulisan. Rasa yang bisa membuat sesorang menjadi pemberani, bertanggung jawab, gembira, sekaligus sedih; padahal sebelumnya biasa-biasa saja. Kadang juga membuatnya senyum-senyum sendiri. Apakah ini namanya cinta ? Mungkin.
Kalau memang cinta, lantas bagaimana ?Sambutlah ia dengan hangat dan bersahabat, sapa dengan ramah, “Assalamu’alaikum cinta!” Sebuah sambutan yang sederhana, wajar dan apa adanya. Tidak usah berlebihan dalam menyambutnya, apalagi sampai memaksakan diri. Tidak usah.., karena, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang belebih-lebihan” (Q.s. al-An’am [6]: 141).
Cukuplah dengan sapa penghormatan, sederhana dan dewasa, “Assalamu’alaikum cinta!” Keselamatan bagimu cinta. Ya, inilah sapaan kedewasaan yang bermakna doa, agar cinta ini kelak dapat mengantarkan pada keselamatan.
Sembutan yang hangat, akan berkesan jika sang tamu dipersilakan, diarahkan kamana ia harus duduk di rumah hati kita. Aja ia bicara, tanyakan kabar, agar kita bisa memahiminya. Apakah sudah merasa aman dan nyaman ? Karena jangan-jangan, tanpa ia sadar, dari tadi telah diikuti oleh virus nafsu dan setan. Segera pasang kewaspadaan, install antivirusnya agar ia aman dari segala serbua dan serangan berbahaya.
Karena, setan adalah tukang rias paling cerdik, tukang sulap paling lihai dan tukang kibul kelas wahid. Jika seseorang sudah kena panah asmara, si buruk akan kelihatan cantik dan si jelek menjadi tampan. Ditunjukinya jalan yang seolah-olah benar padahal salah; dipilihkannya sebuah pilihan yang tampak baik padahal busuk; dan diberikannya kenikmatan padahal hakikatnya adalah siksa dan murka Allah SWT. Ini siasat yang mereka lancarkan untuk mengelabui manusia.
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.s. az-Zukhruf [43]: 62).
Jangan biarkan setan beraksi menodai cinta dengan nafsu; jangan sampai ia memakaikan gaun cinta kepada nafsu sehingga nafsu menjelma dalam wujud cinta. Lalu nafsu berdiri lantang mengatasnamakan cinta, berubah cantik karena memakai kostum indahnya cinta. Kalau ini yang terjadi, sudah pasti banyak manusia yang tertipu. “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnnya orang-orang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. ” (Q.s. Shȃd [38]: 26).
Sumber : Judul Buku “Agar Jatuh Cinta Tak Jadi Bencana”, halaman 14-16, Penulis Jauhar al-Zanki, cetakan Ke-4, Februari 2013.
Dilihat sebanyak : 503 kali
Leave a Reply